Kamis, 22 September 2011

Konsep Dasar Mengenai Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Pengertian Kepemimpinan 

         Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
       Moejiono (2002) memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
      Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

TEORI KEPEMIMPINAN
         Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi dan usaha, baik di dunia bisnis, sosial, politik maupun di dunia pendidikan.
         Kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau organisasi, karena dengan
memiliki pemimpin yang berkualitas tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efesien.
        Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi maupun suatu komunitas masyarakat dalam mencapai tujuan, sangat bergantung pada kemampuan pimpinannya dalam mengatur dan mengendalikan roda kepemimpinannya. Pemimpin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuan. Hal ini menjadikan pemimpin memegang peran kunci dalam menformulasikan strategi organisasi, sehingga dituntut sosok pemimpin cerdas, tegar, berwawasan luas, jujur idealis, dan agamais serta memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam menunaikan tugasnya.
        Kepemimpinan terdapat disegenap organisasi, dari tingkat yang paling kecil dan intim, yaitu keluarga sampai tingkat, desa, kota, Negara, dari tingkat lokal, regional sampai nasional dan internasional. Menurut Kartono (1983:6) kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang dipimpin.    Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis diantara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin.Kepemimpinan juga berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian suatu tujaun tertentu.
        Kepemimpinan sering sulit didefenisikan secara tepat. Oleh sebab itu , banyak orang mencoba memperkenalkan definisinya sesuai versi masing-masing.Geneen(dalam Salusu, 1996:191) mengartikan kepemimpinan sebagai kemampuan atau seni memimpin orang biasa untuk mencapai hasil-hasil yang luar biasa. Sedangan menurut Terry (1977:45) kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
        Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan mempengaruhi maupun dengan cara membujuk. Pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas kepada kemampuannya melaksanakan program-program organisasi, tetapi lebih dari itu pemimpin harus mampu menggerakkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya untuk berperan secara aktif sehingga dapat memberikan pengaruh yang nyata kepada organisasi.
        Kepemimpinan dapat diketahui lebih dalam, dengan mempelajari teori -teori kepemimpinan. Terdapat teori yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Ada teori yang menyatakan bahwa setiap orang bisa dan dapat menjadi pemimpin apabila diberikan kesempatan. Selain itu, ada juga yang menyatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya kelompok orang-orang, dan ia melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Teori lain mengemukakan bahwa pemimpin timbul karena situasi dan kondisi. Terry (1977:50) mengemukakan sejumlah teori kepemimpinan yaitu teori otokratis, teori psikologis, teori sosiologis, teori suportif, teori laissez faire, teori kelakuan pribadi, teori sifat, teori situasi, dan teori humanistic/populistik.Teori kepemimpinan juga muncul dari Bass (1981:98) yang membagi teori kepemimpinan atas 8 bagian yaitu teori orang besar, teori sifat, teori lingkungan, teori situasional, teori psikhoanalytic, teori antisipasi interaksi, teori
manusiawi dan teori pertukaran.Sedangkan Mahtika (2007:29) mengemukakan bahwa teori-teori kepemimpinan dapat dilihat dari teori sifat, teori kelompok,teori situasional,teori jalan tujuan, teori siklus kehidupan dan teori model kontijensi.


KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI PEMIMPIN
  • Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain ia harus menguasai bagaimana caranya: menyusun rencana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok, memupuk “morale” kelompok, bersama-sama membuat keputusan, menghindarkan “working on the group” dan “working for the group” dan mengembangkan “working withing the group”, membagi dan menyerahkan tanggungjawab, dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan di atas perlu pengalaman, dank arena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, bekerjasama, dan berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya.
  • Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari: (1) hubungan fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi; dan (2) hubungan pribadi atau hubungan informal atau hubungan personil, ialah hubungan yang tidak didasarkan atas tugas resmi atau pekerjaan, tetapi lebih bersifat kekeluargaan. Yang menjadi inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan fungsional atau hubungan personal, adalah saling menghargai. Bawahan menghargai atasan dan sebaliknya atasanpun harus menghargai bawahan.
  • Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi yang dimiliki para anggota kelompok itu dapat diefektifkan secara maksimal. Inti dari proses kelompok adalah hubungan insane dan tanggungjawab bersama. Pemimpin harus jadi penengah, pendamai, moderator dan bukan jadi hakim.
  •  Keterampilan dalam administrasi personil
Administrasi personil mencakup segala usaha untuk menggunakan keahlian dan kesanggupanyang dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan efesien. Kegiatan dalam administrasi personil ialah: seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan dan pengembangan serta kesejahteraan. Menemukan yang paling penting dari kegiatan di atas ialah kegiatan seleksi dalam memilih orang yang paling sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman pada “the right man in the right place”
  • Keterampilan dalam menilai
Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan sudah dicapai. Yang dinilai biasanya ialah: hasil kerja, cara kerja dan orang yang mengerjakannya.
Adapun teknik dan prosedur evaluasi ialah; menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma/ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-data yang dapat diolah menurut kriteria yang ditentukan, pengolahan data, dan menyimpulkan hasil penilaian.
PENDEKATAN TENTANG TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN
Munculnya pemimpin dikemukakan dalam beberapa teori, yaitu:
- Teori pertama, berpendapat bahwa seorang akan menjadi pemimpin Karen ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin, dengan kata lain ia mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi pemimpin.
- Teori kedua, mengatakan bahwa seorang akan menjadi pemimpin kalau lingkungan, watu satau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin.
- Teori ketiga, adalah gabungan teori pertama dengan teori kedua, ialah untuk menjadi seorang pemimpin perlu bakat, dan bakat itu perlu dibina supaya berkembang. Kemungkinan untuk mengembangkan bakat ini tergantung kepada lingkungan, waktu dan keadaan. Teori ini disebut teori ekologis
- Teori keempat, disebut teori situasi. Menurut teori ini setiap orang bisa menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia memiliki kelebihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar